Sabtu, 07 Februari 2009

cintaku menjadi angin dan pohon part 3

"angin yang sejuk ya deva"
"iya, nikmat sekali"
"deva, lia pengen lebih lama lagi dengan deva"
"memangnya lia mau kemana?"
"lia mau... Eh liat banyak capung terbang"
Lia dan deva berhenti sejenak melihat capung berterbangan banyak sekali, lia turun dari sepeda dan berdiri di samping deva mereka berdua di kelilingi capung yang berterbangan seperti akan menjemput lia untuk pulang ke surga, lalu lia mengajak deva ke sebuah pohon yang besar sekali yaitu pohon sakura mereka berdua berdiri d bawah pohon sakura yang rimbun dan capung itu mengikuti deva dan lia berputar2 mengelilingi mereka berdua, tiba-tiba deva memeluk lia dari blakang, hangat, tenang dan yaman. Lia juga merasakan pelukan deva dan angin hangat bertiup dengan pelanya;
"deva"
"kenapa lia?"
"lia ingin menjadi angin"
"koq mau menjadi angin?"
"tidak selamanya lia slalu bersama deva kan?"
"lia jangan ngelantur ah"
"kalo lia menjadi angin lia bisa berada dimanapun lia berada"
"udah ah, aq gak suka lia ngomong kaya gitu seolah2 mau pergi jauh saja"
deva mengingatkan lia bahwa sebentar lagi sekolah akan masuk, deva melepas pelukanya dari lia dan saat deva berbalik untuk menuju ke sepeda, lia langsung memeluk deva dari arah blakang.
"lia masih mau di peluk dan memeluk deva"
"kangen berat ya"
"jangan lepasin pelukan lia, karna lia sangat sayang dan cinta banget dengan deva"
Deva berbalik dan memeluk lia, d bawah pohon sakura dan di kelilingi capung yang terbang menjadi saksi bisu dalam ya rasa sayang dan cinta antara deva dan lia, lalu angin bertiup kencang, merontokan bunga sakura itu, angin kencang itu membuat bunga sakura seolah2 sedang mengitari deva dan lia bersama capung2 terbang itu, kulit lia makin lama makin pucat dan pelukan lia melemah, dan kehilangan kesadaran, karna panik deva menghubungi orang tua lia, dengan segera lia dibawa kerumah sakit, di rumah sakit lia langsung di bawa ke ruangan ICU, sudah 3 jam lia masih belum sadar dari pinsanya, lalu orang tua lia memanggil deva untuk berbicara d luar;
"deva om tau lia sangat mencintai deva, hari ini om dan tante akan memberitaukan apa sebenarnya sakit yang d derita oleh lia"
"memangya lia sakit apa om?"
"kangker darah"
"bukanya kangker darah bisa di obati??"
"kami sudah berusaha sampai saat ini belum ada tulang sum2 yang cocok dengan lia"
"......" deva hanya bisa terdiam dan sedih
"sebenarnya lia itu anak adopsi, karna tante tidak bisa melahirkan keturunan"
Setelah me ngetahui kejadian yang sebenarnya, deva bergegas ke ruang laboratorium untuk memeriksakan sum-sumnya, beberapa jam kemudian hasil tes susah keluar dan teryata sum-sum deva tidak cocok dengan lia. Tak sadar air mata deva menetes membasahi hasil tes itu, dan di buangnya hasil tes itu ke dalam tongsampah deva merasa tidak berarti sebagai cowo, semalaman deva di rumah sakit kabar tersebut menyebar di tempat deva dan lia bersekolah, ke esokan hari ya lia sudah bangun dari pingsanya, pagi itu juga teman teman lia datang menjenguk yang di pimpin oleh anko.
"anko,.... teman teman semua"
"lia kenapa qm begini, merahasiakan penyakit mu terhadap teman teman terlebih kepada diri aq"
"maaf"
"dasar gadis bodoh, eh deva kenapa kamu duduk d pojokan sana"
"sttt dia dah nemanin aq gak tidur semalaman"
"begitu ya"
Anko membangunkan deva dari tidurya, lalu deva berjalan menghampiri lia, dengan raut wajah yang sedih dan senyum yang di buat buat, semua temen teman ngerti perasaan deva yang sakit banget itu, mata deva mulai berkaca kaca.
"deva lu gak bleh nangis entar lia juga sedih tau"
"iya aq gak akan menangis"
"nah begitu dong baru tu cowo sahabat q lia"
lalu lia membisikan sesuatu ke anko, lalu anko langsung bergegas keluar ruangan, teman teman juga bergantian untuk memeriksakan sum2 ya jika ada yang cocok tapi sayang tidak ada satupun yang cocok sum sumnya dengan lia, lalu tidak lama kemudian anko kembali.
"deva, tolong lia ke kursi roda itu ya"
"mau kemana ?"
lalu anko mengambil alih, untuk membawa lia dengan kursi roda, deva dan teman teman disuruh menunggu dihalaman belakang rumah sakit, mereka bertanya tanya ada apa ini deva pun langsung mengikuti perintah itu tanpa bertanya lagi. lalu anko menemui orang tua lia untuk mengatakan bahwa ada permintaan dari lia.
"mama papa"
"kenapa lia?"
"lia mau minta sesuatu tolong dikabulkan?"
"apapun itu lia, mama papa akan mengabulkannya"
"sebelum ya lia mau minta maaf selama ini dari kecil sampai sekarang lia selalu mebuat mama dan papa repot"
"gak usah ngomong begitu mama papa sayang dengan lia"
"lia mau menikah sekarang juga dengan deva"
"tapi qm kan masih 16 tahun lia, negara melarang pernikahan di bawah usia 17th"
"sudahlah mah, deva"
"iya om"
"kita akan melaksanakan pernikahan lia dan qm"
"aq sangat bersedia om"
di taman itu telah hadir semua teman teman deva dan lia, di bawah pohon sakura yang ada di rumah sakit itu di laksanakan pernikahan deva dan lia secara apa adanya;
"baik acara pernikahan ini akan kita mulai"ujar anko
semua teman lia dan deva terkejut mendengar teryata ini adalah acara pernikahan lia dan deva sungguh momen yang sangat langka.
"devanya, apa qm bersedia menjadi suami lia dan selalu menemani lia dalam susah, senang, dan bahagia?"
"ya saya bersedia"
"lia harada apa kamu bersedia?"
"iya saya sangat bersedia"
pernikahan ala apa ada ya itu telah dilaksanakan, kini deva dan lia menjadi pasangan suami istri. Ke esokan hariya seperti biasa deva datang ke rumah sakit untuk menjaga lia sampai pagi, kini sudah 2 bulan lia dirawat dirumah sakit, kangker darah lia sangat ganas, sekarang alat bantu yang melekat di tubuh lia sudah di lepas, deva bertanya kepada tim dokter kenapa alat2 itu dilepas dan dokter dokter mengatakan bahwa mereka sudah angkat tangan skarang lia memasukin stadium 4 kangker darah nya, deva menanyakan soal sum sum tulang, salah satu dokter berkata sum sum yang di miliki lia sangat langka sekali, mereka sudah mencoba menghubungi rs lokal sampai antar negara tapi tidak ada yang cocok, lalu deva ke kuil yang di dekat rumah sakit untuk berdoa, tidak lama hujan turun lebat ya membuat deva basah kuyub.
READ MORE - cintaku menjadi angin dan pohon part 3 "angin yang sejuk ya deva"
"iya, nikmat sekali"
"deva, lia pengen lebih lama lagi dengan deva"
"memangnya lia mau kemana?"
"lia mau... Eh liat banyak capung terbang"
Lia dan deva berhenti sejenak melihat capung berterbangan banyak sekali, lia turun dari sepeda dan berdiri di samping deva mereka berdua di kelilingi capung yang berterbangan seperti akan menjemput lia untuk pulang ke surga, lalu lia mengajak deva ke sebuah pohon yang besar sekali yaitu pohon sakura mereka berdua berdiri d bawah pohon sakura yang rimbun dan capung itu mengikuti deva dan lia berputar2 mengelilingi mereka berdua, tiba-tiba deva memeluk lia dari blakang, hangat, tenang dan yaman. Lia juga merasakan pelukan deva dan angin hangat bertiup dengan pelanya;
"deva"
"kenapa lia?"
"lia ingin menjadi angin"
"koq mau menjadi angin?"
"tidak selamanya lia slalu bersama deva kan?"
"lia jangan ngelantur ah"
"kalo lia menjadi angin lia bisa berada dimanapun lia berada"
"udah ah, aq gak suka lia ngomong kaya gitu seolah2 mau pergi jauh saja"
deva mengingatkan lia bahwa sebentar lagi sekolah akan masuk, deva melepas pelukanya dari lia dan saat deva berbalik untuk menuju ke sepeda, lia langsung memeluk deva dari arah blakang.
"lia masih mau di peluk dan memeluk deva"
"kangen berat ya"
"jangan lepasin pelukan lia, karna lia sangat sayang dan cinta banget dengan deva"
Deva berbalik dan memeluk lia, d bawah pohon sakura dan di kelilingi capung yang terbang menjadi saksi bisu dalam ya rasa sayang dan cinta antara deva dan lia, lalu angin bertiup kencang, merontokan bunga sakura itu, angin kencang itu membuat bunga sakura seolah2 sedang mengitari deva dan lia bersama capung2 terbang itu, kulit lia makin lama makin pucat dan pelukan lia melemah, dan kehilangan kesadaran, karna panik deva menghubungi orang tua lia, dengan segera lia dibawa kerumah sakit, di rumah sakit lia langsung di bawa ke ruangan ICU, sudah 3 jam lia masih belum sadar dari pinsanya, lalu orang tua lia memanggil deva untuk berbicara d luar;
"deva om tau lia sangat mencintai deva, hari ini om dan tante akan memberitaukan apa sebenarnya sakit yang d derita oleh lia"
"memangya lia sakit apa om?"
"kangker darah"
"bukanya kangker darah bisa di obati??"
"kami sudah berusaha sampai saat ini belum ada tulang sum2 yang cocok dengan lia"
"......" deva hanya bisa terdiam dan sedih
"sebenarnya lia itu anak adopsi, karna tante tidak bisa melahirkan keturunan"
Setelah me ngetahui kejadian yang sebenarnya, deva bergegas ke ruang laboratorium untuk memeriksakan sum-sumnya, beberapa jam kemudian hasil tes susah keluar dan teryata sum-sum deva tidak cocok dengan lia. Tak sadar air mata deva menetes membasahi hasil tes itu, dan di buangnya hasil tes itu ke dalam tongsampah deva merasa tidak berarti sebagai cowo, semalaman deva di rumah sakit kabar tersebut menyebar di tempat deva dan lia bersekolah, ke esokan hari ya lia sudah bangun dari pingsanya, pagi itu juga teman teman lia datang menjenguk yang di pimpin oleh anko.
"anko,.... teman teman semua"
"lia kenapa qm begini, merahasiakan penyakit mu terhadap teman teman terlebih kepada diri aq"
"maaf"
"dasar gadis bodoh, eh deva kenapa kamu duduk d pojokan sana"
"sttt dia dah nemanin aq gak tidur semalaman"
"begitu ya"
Anko membangunkan deva dari tidurya, lalu deva berjalan menghampiri lia, dengan raut wajah yang sedih dan senyum yang di buat buat, semua temen teman ngerti perasaan deva yang sakit banget itu, mata deva mulai berkaca kaca.
"deva lu gak bleh nangis entar lia juga sedih tau"
"iya aq gak akan menangis"
"nah begitu dong baru tu cowo sahabat q lia"
lalu lia membisikan sesuatu ke anko, lalu anko langsung bergegas keluar ruangan, teman teman juga bergantian untuk memeriksakan sum2 ya jika ada yang cocok tapi sayang tidak ada satupun yang cocok sum sumnya dengan lia, lalu tidak lama kemudian anko kembali.
"deva, tolong lia ke kursi roda itu ya"
"mau kemana ?"
lalu anko mengambil alih, untuk membawa lia dengan kursi roda, deva dan teman teman disuruh menunggu dihalaman belakang rumah sakit, mereka bertanya tanya ada apa ini deva pun langsung mengikuti perintah itu tanpa bertanya lagi. lalu anko menemui orang tua lia untuk mengatakan bahwa ada permintaan dari lia.
"mama papa"
"kenapa lia?"
"lia mau minta sesuatu tolong dikabulkan?"
"apapun itu lia, mama papa akan mengabulkannya"
"sebelum ya lia mau minta maaf selama ini dari kecil sampai sekarang lia selalu mebuat mama dan papa repot"
"gak usah ngomong begitu mama papa sayang dengan lia"
"lia mau menikah sekarang juga dengan deva"
"tapi qm kan masih 16 tahun lia, negara melarang pernikahan di bawah usia 17th"
"sudahlah mah, deva"
"iya om"
"kita akan melaksanakan pernikahan lia dan qm"
"aq sangat bersedia om"
di taman itu telah hadir semua teman teman deva dan lia, di bawah pohon sakura yang ada di rumah sakit itu di laksanakan pernikahan deva dan lia secara apa adanya;
"baik acara pernikahan ini akan kita mulai"ujar anko
semua teman lia dan deva terkejut mendengar teryata ini adalah acara pernikahan lia dan deva sungguh momen yang sangat langka.
"devanya, apa qm bersedia menjadi suami lia dan selalu menemani lia dalam susah, senang, dan bahagia?"
"ya saya bersedia"
"lia harada apa kamu bersedia?"
"iya saya sangat bersedia"
pernikahan ala apa ada ya itu telah dilaksanakan, kini deva dan lia menjadi pasangan suami istri. Ke esokan hariya seperti biasa deva datang ke rumah sakit untuk menjaga lia sampai pagi, kini sudah 2 bulan lia dirawat dirumah sakit, kangker darah lia sangat ganas, sekarang alat bantu yang melekat di tubuh lia sudah di lepas, deva bertanya kepada tim dokter kenapa alat2 itu dilepas dan dokter dokter mengatakan bahwa mereka sudah angkat tangan skarang lia memasukin stadium 4 kangker darah nya, deva menanyakan soal sum sum tulang, salah satu dokter berkata sum sum yang di miliki lia sangat langka sekali, mereka sudah mencoba menghubungi rs lokal sampai antar negara tapi tidak ada yang cocok, lalu deva ke kuil yang di dekat rumah sakit untuk berdoa, tidak lama hujan turun lebat ya membuat deva basah kuyub.
Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar

Terimakasih Telah Membaca Semua karangan Ku